Novel Ketiga Karya James Marlon Siap Jadi Serial TV

Senin, 24 Juni 2019 - 13:50 WIB
Novel Ketiga Karya James Marlon Siap Jadi Serial TV
Novel Ketiga Karya James Marlon Siap Jadi Serial TV
A A A
NOVEL ketiga James Marlon, A Brief History of Seven Killings, yang memenangi penghargaan Man Booker Prize siap diangkat ke layar kaca. Kisah yang berlatar belakang Jamaika tentang delapan orang yang berusaha membunuh Bob Marley pada 1976 ini akan ditayangkan di Amazon.

“Mereka menghilang dan tidak ada seorang pun di Jamaika yang tahu apa yang terjadi pada mereka. Kami curiga dan kami memiliki desas-desus, tetapi tidak pernah ada cerita yang pasti dan tidak akan pernah ada. Buku saya mencoba membayangkan cerita yang pasti tentang apa yang terjadi pada mereka,” ungkap James.

Sebetulnya rencana mengangkat kisah ini ke layar kaca sudah lama muncul. Namun, prosesnya tidak selalu mudah. Pada awalnya dia sempat bertemu dengan pihak HBO, namun HBO mengalami beberapa perubahan manajemen dan hal ini berdampak pada kerja sama mereka. Namun, pergolakan itu memperkenalkan James kepada Melina Matsoukas, sutradara yang mengarahkan Insecure di HBO dan membuat video musik Formation milik Beyonce dan We Found Love milik Rihanna.

“Ketika HBO menjatuhkan kerja sama ini, dia menghampiri saya dan berkata, mari kita coba cara yang berbeda, saya akan suka dan senang melakukannya, dan dia tidak perlu bertanya dua kali. Dia juga menyutradarai beberapa video favorit saya,” paparnya, dikutip dari The Mac Weekly. Keduanya pun langsung bergerak cepat “mendekati” Netflix dan Amazon. “Amazon melangkah cepat dan mengatakan kami pikir ini fantastis, kami ingin bergerak dengan kecepatan penuh.

Dan itulah yang terjadi. Ini semacam pelajaran tentang bagaimana berurusan dengan Hollywood. Anda dapat memiliki proyek yang berjalan jauh untuk mulai berbicara tentang sutradara, kemudian dibatalkan. Itu membuat saya sadar bahwa saya pasti tidak dibuat untuk Hollywood,” ujarnya. Ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi James karena dia harus menemukan format transisi dari halaman novelnya ke layar yang akan menghadapi beberapa tantangan.

“Meskipun itu tidak akan mengubah buku, itu akan mengubah cara orang membaca buku. Ketika Anda membaca Game of Thrones, bahkan jika Anda menonton acara televisi, Anda tidak memiliki gambar-gambar itu di kepala Anda. Mereka akan saling mendukung dengan cara yang sangat menarik, dan saling kontras dalam cara yang sangat menarik,” urainya. Serial ini dijadwalkan akan mengudara pada musim semi tahun depan.

“Sakit kepala terbesar adalah mendapatkan skenario yang tepat, ini tidak berarti hanya bagus, tapi juga berarti semua orang yang memiliki power bisa menyukainya. Produser menyukainya, jaringan menyukainya, orang yang membayar cek menyukainya, mereka pikir itu bisa menjual, mereka pikir itu memiliki daya tarik Amerika yang cukup. Ini hampir tentang 20% menulis dan 80% politik,” ungkapnya. Dia juga melihat proses ini akan menghadapi dilema produksi yang unik.

“Ada banyak negosiasi yang harus dilakukan. Termasuk dengan setiap pertunjukan, tetapi dengan pertunjukan dengan lokal internasional dan pemain asing yang besar. Ini selalu tentang negosiasi, tentang bekerja dengan tim, bekerja dengan komite. Ini tidak harus kompromi, tetapi jelas merupakan negosiasi tentang bagaimana setiap orang, dengan ide-ide mereka yang berbeda, dapat membuat pertunjukan menjadi sukses,” katanya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1156 seconds (0.1#10.140)